Masih maukah kalian menjadikan
tunas-tunas bangsa sebagai kelinci percobaan?
.Masih maukah kalian
mempertaruhkan masa depan kami hanya dalam 4 hari diatas kertas dengan sebuah
pena ?
Sekolah 3 tahun , menghabiskan
buku beratus-ratus lembar yang pada akhirnya hanya akan ditentukan oleh ulangan
yang hanya berlangsung 4 hari dengan sebatang pena . Dalam satu hari sebuah mata pelajaran ,dengan
materi pengajaran yang diperoleh selama 3 tahun yang dirangkum menjadi satu
paket yang dikerjakan dalam waktu 2 jam . Kami bukan mesin yang bisa menyimpan
semua materi dalam memori . Ada saatnya kami pun lupa .
Setelah UN 2013 ini ,apakah
kalian tetap akan melaksanakannya tahun depan . Kalau iya , tolonglah kiranya
lebih dipersiapkan lagi tahun depannya
sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti tahun ini kepada
adik-adik kami .
Kami sangat kecewa akan mekanisme
pelaksanaan UN yang carut marut apalagi kami adalah salah satu sebagai peserta
UN tahun 2013 ini , Kekecewaan karena UN yang tidak diadakan serentak di 33
provinsi . Dan hal ini pun membuat kondisi fisik dan psikologis kami menjadi
terganggu . Seperti yang diketahui bersama UN sering dianggap menjadi momok
yang menakutkan bagi para siswa. Menjadi lebih menyeramkan rasanya dengan
adanya penundaan-penundaan pelaksanaanya
.
. Ujian yang seharusnya dilaksanakan Senin
(15/04) molor kemudian menjadi Kamis
(18/04) di 11 provinsi setelah dijadwalkan ulang .
Namun , masih saja pada hari itu masih ada beberapa sekolah yang belum melaksanakan UN dikarenakan
lagi-lagi pendistribusian soal yang kurang lengkap .
Termasuk sekolah kami yang UN
nya baru dilaksanakan pada Jumat (19/04) , itupun kami harus menunggu
kedatangan soal dari posko UN , dan pada pukul 08:45 barulah UN disekolah kami
dilaksanakan . Itupun mengerjakan dengan soal dan LJUN yang difoto copy .
Tujuan pemerintah memang baik
melakukannya untuk menstandarkan pendidikan agar adanya penyetaraan . Ok lah ,
kami terima adanya UN tapi sebelum pemerintah menstandarkan para siswa-siswi /
pelajar , sudah seharusnya para tenaga pendidiklah yang terlebih dahulu
disetarakan . Bukan kami menghina / merendahkan tenaga pengajar yang ada tapi belum tentu ,apa yang diajarkan suatu
sekolah sama dengan yang diajarkan disekolah lain . Terutama pada keadaan
sekolah yang berada diperkotaan , tentu jelas berbeda dengan sekolah yang
berada dipedesaan . Diperkotaan pengajarannya lebih intensif dikarenakan
lengkapnya sarana dan prasarana yang ada . Tapi disekolah yang berada dipelosok
terhambat karena kurang memadainya sarana dan prasarana .